Diantara mukjizat Rasulullah adalah terbelahnya bulan, penduduk Mekkah meminta bukti pada rasulullah, maka bulan terbelah menjadi dua, sehingga mereka melihat Gua Hira' diantara keduanya, dan ketika terbelah bulan sedamg purnama.
Allah telah mencatat bukti ini didalam
kitabnya, Allah berfirman: Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata:'(ini adalah) sihir yang terus menerus". (QS. Al-Qamar: 1-2)
kitabnya, Allah berfirman: Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata:'(ini adalah) sihir yang terus menerus". (QS. Al-Qamar: 1-2)
Ibnu Katsir dalam bukunya AL Bidayah wan Nihayah, menukil ijma' umat islam tentang terjadinya bukti ini, dan beliau juga menyebutkan bahwa banyak riwayat hadits yang menyebutkan terbelahnya bulan secara mutawatir, dari berbagai jalur yang memberi kepastiaan.
Orang-orang telah menyaksikan mu'jizat ini diseantoro jazirah Arabia, akan tetapi penduduk Mekkah kala itu belum percaya, mereka mengatakan: "Muhammad telah menyihir kami," kemudian mereka berkata lagi: "Lihatlah apa yang dikatakan orang -orang yang baru dari perjalanan, karena Muhammad tidak bisa menyihir semua orang, pada hari berikutnya mereka bertanya kepada orang yang datang dari luar kota, mereka memberi tahu bahwa merekapun melihatnya."
Orang-orang yang berada diluar jazirah Arab juga menyaksikan terbelahnya bulan, Ibnu Katsir berkata: "terbelahnya bulan disaksikan dibanyak penjuru bumi, dan dikatakan bahwa hal tersebut disebutkan sebagian negara India, ketika sebahagian orang sedang membangun bangunan dimalam itu, mereka menyaksikan terbelahnya bulan dan mencatat tanggal dan malam terbelahnya bulan."
Mungkin ada yang berkata: "bahwa terbelahnya bulan bukan suatu yang mustahil, karena ilmu pengetahuan telah menyaksikan terbelahnya meteor broxs menjadi dua pada tahun 1889 M. Begitu pula terbelahnya meteor "pela" menjadi dua pada tahun 1846 M, sebagaimana disebutkan oleh ahli ruang angkasa "Spenser Johns" dalam pasal meteor dan bintang-bintang dalam bukunya "Alam tanpa Batas."
jawabannya adalah: "Bedanya antara terbelahnya bulan dengan terbelahnya kedua meteor ini adalah, bahwa keduanya tidak kembali lagi setelah terbelah, sedangkan bulan kembali utuh setelah terbelahnya, itulah perbedaan antara fenomena angkasa secara fitrah, dan mukjizat falak ditangan rasulullah, karena mukjizat sifatnya sementara, dan hilang setelah lewat waktunya dan tercapai tujuaannya, kalau seandainya terjadi secara terus menerus, maka akan menjadi fenomena alam semata dan keluar dari lingkungan mu'jizat."
Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar (ar rasul warrisalaat, International Islamic Publishing House)